Jose Mourinho Kesulitan Bawa Tottenham Hotspur Kembali Tampil Impresif, Berikut Penyebabnya

Jose Mourinho sudah melatih Tottenham Hotspurs selama 14 pertandingan pada semua kompetisi dan sudah 5 kali kalah, 2 kali imbang dan 7 kali mendapatkan kemenangan. The Lily Whites saat ini menempati urutan 8 pada klasemen sementara Liga Inggris 2019/2020.

Walaupun sudah melangkah lebih baik jika dibandingkan saat dilatih oleh Mauricio Pochettino, namun performa skuad asuhan Jose Mourinho masih tampil naik turun. Saat mengalami kekalahan dari Chelsea (22/12) yang bermain dikandang sendiri menjadi awal rentetan langakah buruk The Lily Whites. Tim skuad asuhan Jose Mourinho hanya mampu meraih 2 kemenangan dari 6 pertandingan terakhirnya.

The Special One juga mengatakan jika pekerjaanya bersama Tottenham Hotspur merupakan sebuah tantangan terberat sejak ia menjadi pelatih FC Porto 18 tahun silam. “Jika kalian mau tahu apa yang mau saya lakukan, lihat pertandingan awal saya saat melawan West Ham United. Sebuah strategi yang saya coba kembangkan untuk Spurs. Dengan sistem bermain bertahan 4 pemain juga mengandalkan 3 pemain bertahan saat melakukan penyerangan menusuk jantung pertahanan lawan. Sebuah permainan yang coba saya kembangkan yaitu overload”.Ungkap Jose Mourinho.

“Namun saya mendapatkan sebuah kesialan saat hari pertama tersebut. Saat itu Ben Davies cedera dan ia merupakan pemain ideal pada sisi pertahanan yang ada di kiri untuk dapat mengembangkan ide yang saya berikan. Tetapi semuanya saya pikir kembali dengan hidup bersama Lloris saat itu. Saat kehilangan kiper utama yang begitu lama juga pada kasus yang telah saya alami saat ini, kehilangan Ben Davies saat mencoba mengembangkan salah satu ide untuk membuat skuad menjadi berkembang pada permainannya”.Tambahnya.

The Lily Whites adalah satusatunya tim 6 besar yang sangat pelit saat menggaji seorang pemain pada tim. Sebuah kebijakan tersebut sempat mendapat sebuah pujian bagi banyak orang saat Tottenham Hotspur tampil ideal. Tetapi kebijakan itu menjadi sebuah bom waktu yang dapat meledak pada kemudian hari saat tiba waktunya. Seperti beberapa pemain Toby Alderweireld, Jan Vertonghen, Danny Rose juga Christian Eriksen terlihat sangat kecewa dengan kebijakan yang sudah dikeluarkan saat itu. Juga Kieran Trippier sudah pergi menuju Atletico Madrid musim panas lalu dikarekan masalah tersebut.

Hasrat Klopp Dan Pochettino Raih Trofi Pertama Liga Champions

Liga Champions 2018/19 akhirnya sampai pada pertandingan pamungkas yang mempertemukan dua klub wakil Inggris, Liverpool dengan Tottenham Hotspur sebagai finalis yang akan bertarung pada 02 Juni 2019 mendatang.

Keberhasilan Liverpool dan Tottenham Hotpsur melaju hingga babak final Liga Champions 2018/19 tentu memberikan prestasi tersendiri bagi sepakbola Inggris yang sudah cukup lama tidak ada satupun klub asal Inggris yang berhasil meraih gelar kompetisi tertinggi Eropa.

Disisi lain, Pertandingan pamungkas ini juga menjadi pertarungan penting bagi sang pelatih, Jurgen Klopp (Liverpool) dan Mauricio Pochettino (Tottenham Hotspur). Bagaimana tidak, kedua juru taktik tersebut sama-sama belum pernah mengangkat torfi “Si Kuping Besar”.

Bagi Mauricio Pochettino, kemenangan di partai pamungkas tentu menjadi hal wajib mengingat sejak dikontrak oleh Tottenham Hotspur pada musim 2014/15, sang juru taktik hanya mampu membawa Harry Kane dkk finish di peringkat ke-2 klasemen akhir Premier League 2016/17 sebagai prestasi terbaik.

Sedangkan Jurgen Klopp mungkin memiliki prestasi lebih baik dengan berhasil membawa tim besutannya Liverpool menjadi runner-up di tiga kompetisi berbeda (Piala Liga Inggris 2015/16, Liga Eropa 2015/16, dan Liga Champions 2017/18).

Tak heran kemenangan menjadi prioritas utama bagi Klopp maupun Pochettino pada ajang Liga Champions 2018/19 ini. Klopp sendiri tentu mematok kemenangan sebagai harga mati mengingat janjinya kepada manajemen serta fans Liverpool saat dikontrak pada 08 Oktober 2015 lalu dimana dirinya meminta diberikan waktu setidaknya empat musim untuk bisa mendatangkan gelar kepada publik Anfield.

Klopp Tetap Percaya Kepada Salah, Meski Koleksi Golnya Menurun

BOLA TERUPDATE – Pada musim ini bisa dikatakan bawah bukan musim terbaik yang dimiliki oleh salah satu striker andalan yang dimiliki oleh Liverpool, Mohamed Salah. Pada musim lalu sendiri salah berhasil menjunjukan permainan infersipnya dimana ia mampu mengoleksi 40 gol untuk tim Liverpool. Pelatih Jurgen Kloop juga sangat yakin bahwa Salah tidak akan terganggun konsentrasinya akibat penuran golnya tersebut.

Dimusim 2018-2019 produktivias gol yang dimiliki oleh salah mengalami penurunan, dimana Salah baru saja mengoleksi 19 gol disemua ajang kompetisi yang dijalani oleh Liverpool. Pemain berpaspor Mesir tersebut itu sudah tidak pernah mencetak gol sejak bulan Februari 2019.

Seperti saat pertandingan Liverpool melawan Tottenham Hotspur dimana pada pertandingan tersebut The Reds julukan dari Liverpool berhasil menang dengan skor 2-1. Untuk mendapatkan kemenangan tersebut The Reds harus bersusah payah mendapatkannya, sebab gol kemenangan itu lahir dari aksi gol bunuh diri dari pemain belakang Hotspur Toby Alderweireld,

Meskipun begitu gol tersebut berawal dari sebuah sundulan yang dilakukan oleh Salah yang membuat kiper Hotspur Hugo Lloris melakukan sebuah kesalahan yang membuat bola yang sudah diamankannya terlepas dan bergulir dan mengenai Toby sehingga bola tersebut masuk kedalam gawang.

” Salah masih adalah sebuah ancaman bagi setiap pemain belakang tim lawan, Salah juga sudah banyak membantu tim. Dia mampu mengatasi berbagai situs didalam lapangan dengan sangat baik. Kerja keras yang ditunjukan oleh Salah akan terbayar nanti dan untuk gol akan datang sendiri kepadanya. Ungkap Jurgen Kloop.