Pecahnya gendang telinga, atau perforasi gendang telinga, bisa terjadi karena berbagai alasan, termasuk infeksi telinga, trauma, perubahan tekanan udara yang tiba-tiba, atau pemasukan benda asing ke dalam telinga. Mengenali ciri-ciri perforasi gendang telinga penting untuk mendeteksi masalah ini dan mendapatkan perawatan yang tepat. Berikut adalah beberapa ciri-ciri pecahnya gendang telinga yang perlu diwaspadai:
1. **Nyeri Telinga:**
– Pecahnya gendang telinga sering disertai dengan rasa nyeri yang tajam atau terus-menerus di telinga yang terkena.
2. **Keluar Cairan dari Telinga:**
– Cairan, yang dapat berupa darah, nanah, atau cairan lainnya, dapat keluar dari telinga yang terkena. Ini dapat menjadi tanda bahwa gendang telinga mengalami kerusakan.
3. **Kehilangan Pendengaran:**
– Pecahnya gendang telinga dapat menyebabkan kehilangan pendengaran sebagian atau total pada telinga yang terkena. Ini tergantung pada seberapa besar kerusakannya.
4. **Telinga Terasa Penuh atau Tersumbat:**
– Setelah gendang telinga pecah, seseorang mungkin merasakan sensasi telinga yang penuh atau tersumbat karena perubahan pada saluran pendengaran.
5. **Tinnitus (Bunyi Berdengung):**
– Pecahnya gendang telinga dapat menyebabkan munculnya tinnitus, yaitu bunyi berdengung, mendesis, atau berdesir di telinga yang terkena.
6. **Sensasi Pusing atau Ketidakseimbangan:**
– Beberapa orang yang mengalami perforasi gendang telinga juga melaporkan sensasi pusing atau ketidakseimbangan. Hal ini dapat terjadi karena keterlibatan sistem keseimbangan di telinga dalam.
7. **Reaksi terhadap Perubahan Tekanan Udara:**
– Pecahnya gendang telinga dapat membuat seseorang lebih sensitif terhadap perubahan tekanan udara, seperti saat naik pesawat atau menyelam.
Jika Anda mengalami salah satu atau beberapa ciri-ciri di atas, penting untuk segera berkonsultasi dengan profesional kesehatan, terutama dokter THT (Telinga, Hidung, Tenggorokan). Perforasi gendang telinga dapat membutuhkan perawatan medis, tergantung pada penyebabnya. Jangan mencoba membersihkan telinga secara berlebihan atau menyuntikkan cairan ke dalam telinga tanpa berkonsultasi dengan dokter, karena hal ini dapat memperburuk kondisi.
Penting untuk diingat bahwa pecahnya gendang telinga bisa sembuh sendiri, tetapi penanganan medis dapat diperlukan untuk mencegah infeksi atau mempercepat proses penyembuhan.