Perkenalkan Olahraga Pada Anak Sejak Usia Dini

Seperti kebiasaan baik lainnya, kebiasaan olahraga harus dibentuk sedini mungkin. Padahal, tanpa disadari, anak sudah berolahraga sejak kecil, oleh karena itu stimulasi orang tua juga diperlukan agar gerakan bayi dapat bermanfaat bagi perkembangan.

Selain mengasah indera pada jari-jari, diharapkan fungsi motorik yang lebih matang, ditambah berbagai stimulasi yang tepat, akan melatih otot jantung dan pompa paru-paru sebagai sumber daya yang sehat di masa depan saat mereka dewasa.

Berolahraga pada anak usia dini tentu tidak sama dengan anak yang lebih besar. Tentu bukan olahraga berat, tapi bagaimana gerakan tubuh dapat menunjang tumbuh kembang anak. Sesuai dengan kecepatan pertumbuhan fisiknya, apapun pilihan bentuk aktivitas fisiknya, anak harus memperhatikan perkembangan motorik sesuai dengan usianya. Hanya bergerak dan bergerak untuk anak-anak juga merupakan bentuk latihan.

Keterampilan Motorik

Perkembangan motorik anak dimulai dari kemampuan menggenggam. Maka kegiatan yang merangsang kemampuan menggenggam inilah yang perlu dilakukan untuk melatih bayi berusia satu tahun. Kemampuan menggenggam, diikuti dengan kemampuan menggenggam dan mengambil, juga mempertajam indera perasa pada jari untuk membedakan tekstur, bentuk, dan penampakan fisik suatu benda atau benda. Selain rasa sakit, rasa panas dan dingin juga diasah dengan mengajak anak banyak merasakan, menyentuh dan menggenggam.

Bermain dengan mainan, membalik-balik buku, menyentuh kain, kulit, kayu, plastik juga merupakan bagian dari permainan dan gerakan tubuh si kecil. Aktivitas mengambil dan memberi juga memperkaya gerak otot-otot lengan dan kulit sensorik jari-jari tangan serta berkontribusi pada khasanah sensasi kulit anak, di samping pematangan keterampilan motorik.

Setelah usia satu tahun, selain meraih dan memegang, anak juga dapat berjalan dengan dibantu kemudian duduk bersila, misalnya sambil bermain boneka atau balok.

Dalam kegiatan bermain, anak secara tidak sadar terlibat dalam kegiatan olahraga, yang selain melatih otot-otot motorik tungkai dan kaki saat belajar berjalan, dapat lebih mengasah kemampuan sensoriknya. Tentunya kegiatan ini juga melatih keseimbangan tubuh anak.

Setelah anak dapat berjalan dengan baik, ia dapat lebih mengeksplorasi lingkungan, keterampilan motorik anggota tubuhnya menjadi lebih matang, menjangkau, menarik, mengangkat, sehingga kemampuan untuk menggerakkan lengan dan tangannya juga lebih kaya, selain itu, kaki dan tangannya. tangan. tangan. kaki menjadi lebih lincah.

Semakin banyak jenis gerakan yang dilakukan seorang anak ketika berjalan, melihat, mendengar, dan memegang sesuatu, maka keterampilan motorik dan ketajaman sensoriknya akan semakin matang. Semakin matang mesin, semakin baik keterampilan untuk menyelesaikan pekerjaan.

Begini Caranya Agar Anak Mau Makan Sayuran

Buah dan sayur merupakan makanan nabati yang mengandung berbagai macam nutrisi seperti vitamin, air, serat dan masih banyak lagi. Mengingat kandungannya yang baik, sayur dan buah sangat dianjurkan untuk dimasukkan dalam menu harian.

Bagi orang dewasa, buah-buahan dan sayur-sayuran dapat dianggap sebagai makanan yang baik untuk dikonsumsi. Namun, ini tidak berlaku untuk anak-anak. Karena tidak sedikit yang tidak mau memakannya.

Sulit dan mudah untuk mengajari anak makan buah dan sayuran dan bisa disesatkan dengan cara berikut:

Berikan Contoh

Cara pertama yang bisa Anda lakukan adalah memberi contoh kepada anak Anda. Segera tunjukkan pada anak Anda bahwa Anda juga suka makan buah dan sayur setiap hari.

Jika anak sering melihat orang tuanya makan buah dan sayur, mereka akan menganggapnya sebagai kebiasaan. Jika sudah begini, keinginan anak untuk makan buah dan sayur juga meningkat.

Selalu Berikan Buah dan Sayur

Bagaimana anak-anak bisa mengenali dan menyukai buah-buahan dan sayuran ketika mereka tidak di rumah? Untuk itu Anda harus memasukkan buah dan sayur dalam menu harian Anda.

Anda bisa menjadikan sayuran sebagai bahan yang harus selalu ada dalam setiap masakan yang Anda buat. Selain itu, ibu juga harus menyediakan buah segar di meja makan. Tidak harus banyak sekaligus, buah yang ditawarkan berbeda setiap harinya.

Tidak hanya di meja makan, Moms juga bisa menyediakan irisan buah dan air dengan potongan buah di lemari es. Jangan lupa untuk membawa perlengkapan sekolah untuk anak-anak berupa buah dan sayur dengan tampilan yang lucu dan menarik.

Mulailah Dengan Yang Manis

Agar anak tidak kaget, ibu bisa mengenalkan buah-buahan yang rasanya manis terlebih dahulu. Sebagai fase pengenalan pertama, buah-buahan seperti pisang dan nangka adalah pilihan yang tepat untuk Anda.

Agar pengenalan buah lebih menarik, ibu sesekali bisa mengajak anak tunanetra untuk mencicipinya. Minta anak untuk menebak buah apa yang dia makan dengan mata tertutup. Melakukan kegiatan ini akan membuat anak-anak lebih bersemangat untuk mengetahui lebih banyak tentang buah-buahan.

Setelah anak Anda terbiasa dengan buah-buahan yang manis, Anda bisa mulai mengenalkan buah-buahan yang rasanya asam. Hal ini dilakukan agar anak tidak hanya mengenal dan menyukai buah yang sama.