Kesalahan Intermittent Fasting, Sering Dilakukan Pemula

Intermittent fasting (IF) atau puasa berselang adalah metode makan yang populer karena dianggap efektif dalam membantu menurunkan berat badan dan meningkatkan kesehatan metabolik. Meskipun tampak sederhana, terutama karena tidak memerlukan pembatasan jenis makanan secara langsung, ada beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan oleh pemula ketika mencoba intermittent fasting. Kesalahan-kesalahan ini dapat menghambat hasil yang diinginkan atau bahkan berdampak buruk pada kesehatan.

1. Tidak Mempersiapkan Diri dengan Baik

Salah satu kesalahan paling umum yang dilakukan pemula adalah tidak mempersiapkan tubuh dan pola makan mereka sebelum memulai intermittent fasting. Mereka langsung memulai tanpa transisi yang tepat dari pola makan normal ke pola makan dengan jendela waktu terbatas. Idealnya, tubuh butuh adaptasi secara bertahap untuk membiasakan diri dengan jeda puasa yang lebih lama. Ketika Anda langsung memotong waktu makan drastis, ini bisa menyebabkan tubuh merasa lemas, kurang energi, dan mudah lapar, sehingga sulit untuk bertahan pada metode ini.

2. Konsumsi Berlebihan saat Waktu Makan

Kesalahan lain yang sering terjadi adalah mengonsumsi makanan berlebihan atau makan secara sembarangan selama jendela makan. Intermittent fasting bukan berarti Anda bisa makan apa saja dan sebanyak yang Anda mau selama waktu makan. Jika Anda mengonsumsi makanan tinggi kalori, gula, atau lemak berlebihan, Anda bisa menghambat penurunan berat badan atau manfaat kesehatan lainnya. Penting untuk tetap menjaga pola makan yang sehat dan seimbang saat intermittent fasting, dengan memperbanyak konsumsi sayuran, protein, dan serat.

3. Kurang Minum Air

Banyak orang, terutama pemula, mengabaikan pentingnya hidrasi saat berpuasa. Ketika tubuh tidak mendapatkan asupan makanan selama berjam-jam, risiko dehidrasi meningkat, terutama jika Anda tidak minum air yang cukup. Dehidrasi dapat menyebabkan rasa lemas, pusing, sakit kepala, dan menurunkan kinerja fisik. Selama periode puasa, minumlah air secukupnya dan bisa juga mengonsumsi teh herbal atau kopi hitam tanpa gula untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi.

4. Memaksakan Diri Berolahraga Intens

Pemula sering kali bersemangat untuk berolahraga intens saat menjalani intermittent fasting, berpikir bahwa kombinasi puasa dan olahraga akan mempercepat penurunan berat badan. Namun, ini bisa menjadi kesalahan besar, terutama jika tubuh belum terbiasa dengan puasa yang berkepanjangan. Olahraga yang terlalu intens saat berpuasa dapat membuat tubuh kelelahan, menurunkan energi, dan bahkan menyebabkan pusing atau mual. Sebaiknya, mulailah dengan aktivitas fisik ringan seperti berjalan atau yoga, kemudian tingkatkan intensitas olahraga secara perlahan ketika tubuh sudah mulai beradaptasi.

5. Memilih Metode Puasa yang Tidak Sesuai

Ada berbagai jenis intermittent fasting, seperti metode 16/8 (puasa selama 16 jam dan makan dalam 8 jam), metode 5:2 (makan normal selama 5 hari dan makan sangat sedikit pada 2 hari), atau metode lainnya. Pemula sering kali memilih metode yang terlalu ekstrem atau tidak sesuai dengan gaya hidup mereka, misalnya memilih puasa selama 24 jam atau lebih tanpa persiapan. Hal ini bisa membuat mereka merasa frustrasi dan kesulitan untuk menjalani IF secara konsisten. Penting untuk memilih metode yang paling sesuai dengan kebutuhan dan rutinitas harian, serta memulai dari durasi puasa yang lebih pendek untuk beradaptasi.

6. Kurang Tidur

Tidur yang cukup sangat penting dalam menjaga kesehatan secara keseluruhan, terutama ketika Anda menjalani intermittent fasting. Kurang tidur dapat meningkatkan produksi hormon ghrelin (hormon lapar) dan menurunkan kadar leptin (hormon kenyang), sehingga Anda akan merasa lebih lapar dan sulit mengontrol nafsu makan. Banyak pemula yang tidak memperhatikan pola tidur mereka, padahal tidur yang berkualitas membantu tubuh dalam proses pemulihan dan mendukung hasil dari intermittent fasting.